HARAPAN ITU PASTI

Jumat, 06 Desember 2013

Laporan Magang ADMIN



A.    LATAR BELAKANG
Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) dewasa ini merupakan salah satu tanaman industri yang sangat penting. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu bahan baku bagi industri margarin, minyak goreng, sabun dan industri lainnya. Tanaman ini juga merupakan tanaman penghasil minyak nabati tertinggi per satuan luas lahan dibandingkan tanaman penghasil minyak lainnya, seperti kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, dan bunga matahari, sehingga dalam pembudidayannya harus dilakukan dengan sangat intensif agar mencapai kualitas dan kuantitas buah yang maksimal untuk menghasilkan minyak yang bermutu.
Untuk dapat menghasilkan kualitas dan kuntitas minyak kelapa sawit yang bermutu harus dilakukan beberapa usaha salah satu diantaranya yaitu dengan menanam varietas unggul. Namun varietas unggul biasanya rakus akan unsur hara, jika varietas unggul digunakan secara berkeseimbangan maka akan terjadi pengurasan unsur hara yang ada didalam tanah, sehingga unsur hara menjadi berkurang. Kondisi ini dapat dicegah atau diperbaiki dengan menambahkan unsur hara ke dalam tanah dengan melaksanakan pemupukan. Kekurangan atau defisiensi unsur hara dapat diketahui dari gejala-gejala yang tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara dapat menurunkan produktivitas tanaman bahkan bisa menyebabkan kematian tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal diantaranya waktu pemberian pupuk, dosis pupuk cara pemberian pupuk dan penempatan pupuk yang benar. Ada 16 unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya, tiga diantaranya disarap melalui udara yaitu Karbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H) dan 13 unsur hara yang lainya diserap tanaman melalui tanah yaitu Netrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), dan Khrol (Cl). Ketiga belas unsur hara mineral tersebut disebut unsur hara. Ketiga belas unsur hara tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari unsur N, P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari unsur Zn, Fe, Cu, B, Mn, Mo, dan Cl.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang harus terpenuhi atau dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanamana dalam jumlah yang sedikit namun sangat berpengaruh terhadap tanaman.
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman agar dapat menghasilkan buah sawit yang berkualitas dan produksi yang optimal harus dilakukan penambahan unsur hara pada tanah agar cukup tersedia bagi tanaman dengan melakukan pemupukan. Adapun jenis pupuk yangt sering digunakan adalah Rock Phospate, Muriate Of  Potash (MOP), Urea, dan kieserite serta Borate.
Bila terjadi kekurangan salah satu unsur hara atau lebih maka akan menimbulkan gejala-gejala yang tampak atau langsung dapat di lihat. Dengan demikian akan menjadi lebih mudah untuk menentukan bahwa tanaman tersebut mengalami defisiensi unsur hara tertentu.
Gejala defisiensi unsur Nitrogen terlihat dari warna daun yang berwarna kekuning-kuningan terutama pada daun tua, helaian daun menjadi pendek dan keras dan biasanya tanaman yang mengalami defisiensi unsur Nitrogen akan mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tanaman tersebut terlihat kerdil.
Defisiensi unsur Phospor ( P ) dapat diketahui dari gejala-gejala yang ditimbulkan berupa warna daun yang terlihat hijau tua dengan permukaan mengkilap dan pada umumnya daun berbentuk pendek. Biasanya tanaman yang mengalami defisiensi unsur phospor akan lambat berproduksi atau menghasilkan buah yang kecil.
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara Kalium ( K )  dapat dilihat dari gejala-gejala seperti daun dengan bercak-bercak kuning hingga menjadi merah kecoklatan. Daun tua akan berkerut dan menggulung.

B.     PERMASALAHAN
Walaupun pengawasan telah di lakukan secara ketat namun penyimpangan atau kesalahan pada pelaksanaan pekerjaan masih sering terjadi baik kesalahan teknis maupun kesalahan manajerial, kesalahan teknis misalnya pupuk menggumpal dan adanya tanaman yang tidak terpupuk sedangkan kesalahan manajerial yang sering terjadi dalam pelaksanaan pemupukan adalah kelelaian tenaga pengawasan dalam mengawasi pekerjaan, pemupukan pada areal yang tergenang air, penempatan pelangsiran pupuk yang kurang merata dan kesalahan penaburan pupuk pada tapak kuda. Jalan dengan kondisi yang dapat dilalui setiap saat merupakan hal yang sangat penting pada perkebunan kelapa sawit. Jalan dan kanal akan digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan,seperti pupuk, karyawan, bibit, hasil dan untuk memudahkan pengawas. Karena luasnya cakupan permasalahan umum dalam pemupukan kelapa sawit , pada kesempatan ini penulis hanya membahas tentang teknik pemupukan kelapa sawit yang benar.



C.    PEMBAHASAN
Teknik pemupukan kelapasawit menghasilkan dimulai dari :
1.      Identifikasi Gejala Defisiensi Unsur Hara 
Defisiensi unsur hara adalah gejala kekurangan unsur hara yang di perlihatkan oleh tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu unsur hara atau lebih, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Yang termasuk dalam kategori unsur hara makro adalah Netrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Magnisium (Mg), Sulfur (S), dan Calsium (Ca), sedangkan unsur hara mikro adalah Boron (B), Clorida(Cl) Mangan (Mn), Besi (Fe), Seng (Zn), dan Tembaga (Cu).
Dari hasil pengamatan dan penelusuran literatur terdapat sebagian tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara, misalnya defisiensi unsur Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K), serta Boron (B). Hal ini dapat di ketahui dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tanaman.
Gejala defisiensi unsur Nitrogen (N), terlihat dari warna daun yang berwarna kuning terutama pada daun tua, dapat juaga dari bentuk helaian daun yang menjadi pendek dan keras, biasannya tanaman yang menderita defisiensi unsur nitrogen akan mengalami penghambatan pertumbuhan sehingga tanaman terlihat kerdil.
Defisiensi unsur Phospor (P) dapat terlihat dari gejala yang timbul berupa warna daun yang terlihat hijau tua, permukaan daun mengkilap dan pada umumny daun berbentuk pendek, selain itu daun dan batang tanaman mengecil dan berwarna merah keunguan dan akan menjadi kuning biasanya tanaman yang mengalami defisiensi Phospor akan lambat berpproduksi, menghasilkan buah kecil dan cepat masak.
Gejala defisiensi unsur Kalium (K) dapat terlihat gejala seperti daun dan dahan menimbulkan bercak kuning hingga menjadi merah kecoklatan, dan selain itu daun tua akan terlihat bekerut dan tergulung sehingga proses fotosintesis terganggu karena Kalium lebih banyak berpungsi pada aktivitas fisiologis tanaman seperti fotosintesis dan transpirasi.
Defisiensi unsur Boron (B) dapat diketahui dari gejala yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur Boron pertumbuhannya  akan terlambat. Daun yang baru muncul bentuknya kerdil dan berkerut, kuncup daun muda sulit membuka dan mudah layu.

2.      Analisis kekurangan unsur hara tanaman dengan mengunakan metode
a)      Analisis Tanah
Analisis tanah yaitu pengambilan sampel tanah untuk mengatahui  kandungan unsur hara di dalam tanah.
Cara pengambilan sampel tanah sangat menentukan keakuratan hasil analisis, syarat sampel tanah yang diambil adalah berat tanah 0,5 kg dapat mewakili sebidang tanah dengan luas tertentu atau setidaknya mendekati seluruh daerah penanaman.
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pengambilan sampel tanah adalah sebagai berikut:
1.      Titik lokasi pengambilan sampel tanah harus menyebar ke daerah seluruh tanaman.
2.      Sampel tanah di ambil dengan kedalaman 20-30 cm.
3.      Sampel tanah yang di ambil harus di bersihkan dari akar, sampah, daun, dan pelapah.
Setelah tanah diambil, di kumpulkan dalam suatu tempat lalu di aduk-aduk sampai merata. Dari gabungan sampel tanah ini di ambil 500 gram di bungkus dengan kemasan kedap air untuk dikirim ke laboratarium. Setiap kemasan sampel tanah di beri label yang menamakan lokasi pengambilan sampel tanah.
Analisis tanah ini di lakukan oleh tim verifikasi secara rutin dengan selang waktu satu tahun sekali untuk menentukan dosis yang akan di aplikasikan pada tahun mendatang ditambah dengan data pemupukan sebelumnya.

b)      Analisis Daun
Daun  merupakan pusat proses fotosintesis sehingga dapat digunakan sebagai indikator tinggi rendahnya kadar hara pada tanaman dan dapat dikorelasikan dengan status hara dalam tanah. Tingkat kritis (critical level) unsur – unsur hara dalam analisis daun ( berdasarkan berat kering daun ) adalah N sebesar 2,70%, P sebesar 0,15%, K sebesar 1,00%, Ca sebesar  0,60%, dan Mg sebesar 0,24%. Jika hasil analisis kurang dari level tersebut, maka tanaman harus dipupuk. Semakin jauh kurangnya, semakin tinggi dosis pupuk yang harus di tambahkan.
Sebelum merekomendasikan jenis dan dosis pupuk maka rekomendator terlebih dahulu melakukan pengambilan contoh daun. Adapun cara pengambilan contoh daun yaitu :
1.      Mencari arah barisan pohon dan mengamati keadaan pohon, terutama apakah syarat-syarat contoh dapat dipenuhi, syarat tersebut antara lain :
a)      Pertumbuhan tanaman normal tidak terserang hama penyakit.
b)      Bukan tanaman sisipan.
c)      Tanaman tidak berdekatan dengan jalan
Jika terdapat kasalahan/penyimpangan dari syarat pohon contoh, maka pohon contoh diganti dengan pohon yang didepan atau pohon yang disampingnya.
2.      Menentukan pelepah ke 17
Pelepah ke 17 bisa terletak sebelah kiri atau kanan ( tergantung arah spiral ) secara proyeksi membentuk sudut 135 derajat dari pelepah kesembilan.
3.      Pemotongan pelepah
Pelepah dipotong dengan jarak 1 meter dari pangkal pelepah (duri terakhir).
4.      Pengambilan daun
Daun yang diambil adalah daun yang berada disekitar benjolan atau helaian daun tengah. Helaian daun tersebut dibersihkan dari segala kotoran, kemudian diambil bagian tengah nya dengan membuang 1/3 bagian ujung dan pangkal daun, Kemudian daun yang diambil dimasukkan kedalam kantong plastik karung. Data inilah yang digunakan rekomendator untuk menganalisa kebutuhan pupuk oleh tanaman.

3.      Penguntilan Pupuk
Penguntilan pupuk adalah suatu kegiatan pembagian pupuk dari karung besar ke karung yang lebih kecil untuk memudahkan para karyawan pupuk dalam melaksanakan 4 T dalam pekerjaannya yaitu :
1. Tepat Pilih
2. Tepat Dosis
3. Tepat Waktu
4. Tepat Tabur
Cara penguntilannya adalah setiap 1 karung pupuk seberat 50 Kg di bagi menjadi 3 bagian atau sering disebut dengan untilan. Masing-masing untilan berbobot 16,6 kg dan Pembagian menggunakan takaran atau timbangan.
Contoh penghitungan dalam penguntilan (  pembagian pupuk ) :
Afdeling : 15 Blok : G 12 ( Tahun Tanam 2005 = 30 Ha = 4080 pkk )
Pupuk Urea : 4100 Kg = 82 zak
Dosis : 1 Kg/pokok
Berat  untilan : 14 Kg atau 16 Kg di tentukan atas dasar bahwa Kg/until adalah 14 Kg ( 14  x 1 Kg ) atau 16,6 Kg ( 16,6 x 1 Kg )
Kg/Until : 16,6 Kg, Menggunakan takaran @ 8,3 Kg, sehingga 1 Until = 2 Takaran Atau Takaran @ 16,6 Kg per Until
Jumlah Untilan = 4100 Kg/16,6Kg = 246,9 = 247 Until
Maka jumlah untilan pupuk yang dibutuhkan oleh blok G12 adalah = 247 Until

4.      Rekomendasi Pemupukan
Rekomendasi  pemupukan adalah dosis pupuk yang akan diaplikasikan pada tanaman berdasarkan hasil analisa daun, analisa tanah dan hasil percobaan pemupukan. Rekomendasi Pemupukan di PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 2 dapat dilihat pada Tabel 1.



Tabel 1. Rekomendasi dan Kebutuhan Pemupukan Tahun 2013
No
Nama pupuk
Rotasi I
Dosis ( Kg / pokok)
Rotasi II
Dosis ( Kg / pokok)
Jumlah ( Kg )
1
Urea
1
1,2
2,2
2
MOP
1,25
1,27
2,25
3
Borate
0,7
-
0,7
4
Abu Janjang
2,50
-
2,50
Sumber.RKB ( Rencana Kerja Bulanan ) afd 15

a)      Urea (Nitrogen 46%)
Mudah menguap dan tercuci sehingga dalam aplikasi urea perlu diperhatikan :
·         Piringan bersih.
·         Ditabur merata didalam piringan jarak 0,5 meter dari pangkal pohon.
·         Pastikan pupuk yang menggumpal di pecahkan.
·         Hindari pemupukan urea pada pokok terkena Crown Diseases.

b)      MOP ( Muriate Of Potash )
·         Dapat larut dalam air dan bereaksi cept (Water Soluble And Quick Acting ).
·         Meningkatkan produksi baik kwantitas maupun kualitas.
·         Ditabur merata dipiringan pokok.

c)      Borate (High Grade Fertilizer Borate-HGFB )
·         Aplikasi dilakukan secara rutin pada pokok mature.
·         pupuk yang menggumpal perlu dipecahkan terlebih dahulu.
·         dapat larut dalam air (Water Soluble).

d)     Pupuk Abu Janjang.
·         Abu janjang bersifaf basah (PH.11-12) dan sangat higroskopis/mudah menyerap uap air dari udara.
·         Menyebakan iritasi tangan dan disarankan memakaisarung tangan untuk menghidari iritasi pada saat aplikasi pemupukan.
·         Dapat sebagai pengati pupuk mop.
·         Penggunan yang salah dapat menyebakan akar pohon terbakar,jarak diajurkan dari pokok 2-2.5 meter dari pangkal pohon.
·         3 kg mop=6 kg abu janjang, 1 ton tbs menghasilkan 5 kg abu janjang.
·         Abu janjang yang baik memiliki kadungan K²O lebih  dari 30% dengan kadungan air kurang dari 8%.
·         Dosis digunakan mengikuti rekomendasi agronomi.
·         Pemberian abu janajng dengan pupuk urea (N) harus diselang 1 bulan.

5.      Perhitungan Jumlah Pupuk dan Pekerja       
Perhitungan jumlah kebutuhan pupuk dan tenaga kerja dimulai dari perhitungan luasan areal dan populasi tanaman. Dari perhitungan jumlah kebutuhan pupuk dengan mengalikan dosis pupuk pertanaman bila telah diketahui jumlah kebutuhan pupuk secara keseluruhan maka mandor rawat yang mengawasi kegiatan tersebut akan membuat sebuah slip permintan barang yang diajukan kepada kerani dan setelah di setujui oleh asesten dan kepala kebun.
Untuk menentukan tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pemupukan mandor dapat menentukan ketentuan norma kerja yang telah ditentukan yaitu 2 Ha/HK kegiatan pemupukan biasanya dilaksanakan oleh tenaga kerja harian lepas dengan sistim target.

6.      Pelangsiran Pupuk ke Lokasi
Setelah slip permintaan barang diterima oleh kepala gudang, maka pupuk yang di minta bisa dikeluarkan sesuai dengan keperluan, pupuk dibawa kelokasi kerja dengan menggunakan alat angkut seperti Dump Truck dan Kioti. Di dampingi seorang mandor perawatan untuk menunjukan lokasi pemupukan. Pupuk di tempatkan di tepi jalan atau tepi kanal sebanyak dua karung setiap pasar pikul. Pelangsiran pupuk dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat pupuk yang biasanya berjumlah 2-3 orang.

7.      Teknis Pemupukan
Pupuk harus tersedia pada yang telah ditentukan. Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan kegiatan pemupukan adalah waktu musim penghujan tetapi tidak tergenang air dan demikian pupuk yang telah di tabur dapat segera larut dalam air sehingga lebih cepat di serap oleh akar tanaman.
Dalam pengaplikasian pemupukan di lapangan ada 4 kriteria pemupukan yang harus di pahami, yaitu yang bisa disebut dengan istilah 4 T (4 tepat).
a)      Tepat Dosis
Pemupukan di Tanaman Menghasilkan (TM) dosis nya berdasarkan ketentuan dalam rekomendasi pemupukan oleh belai penelitian dengan konsep keaeimbangan unsur hara. Pupuk yang digunakan di PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 2 berdasarkan rekomendasi tahun 2013 adalah pupuk Rock Phospate (PR) Muriate of  photash (Mop), Urea Cupper (Cu) dan Borate.
Pupuk yang telah dilangsir akan dimasukan kedalam ember pelastik yang berukuran 15 kg oleh tiap-tiap pekerja, setelah itu barulah pemupu masuk keareal pemupukan dengan cara mengendong ember yang telah di isi pupuk kemudian di taburkan pada piringan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan mangkok dan ayakan secara merata, sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Pupuk ditaburkan di piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 1,5 m- 2 m dari batang tanaman kelapa sawit dengan frekuensi pemupukan dua kali setahun pada awal musim penghujan dan pada masa akhir musim penghujan.
Setelah dilakukan penaburan pupuk, karung bekas pupuk dikumpulkan oleh masing-masing pemupuk untuk diserahkan kepada mandor sebagai bukti bahwa melakukan kegiatan pemupukan dan juga merupakan ukuran upah pemupuk.
b)     Tepat Waktu
Waktu dan frekuensi pemberian pupuk dipengaruhi oleh sifat tanah, curah hujan, pengadaan pupuk, jenis pupuk dan umur tanam. Program kerja pembuatan rekomendasi biasanya diatur oleh Balai Pusat Penelitian sebagai berikut:
·         Pengambilan contoh daun : April – Mei
·         Analisis di laboratium : Mei – Juni
·         Pengamatan lapangan : Juni – Juli
·         Penyusunan rekomendasi pemupukan : Agustus – September
·         Pelaksana pemupukan
      1.   Aplikasi I    : Oktober - Desember
      2.   Aplikasi II   : Juni - Juli
c)      Tepat Jenis
Menentukan jenis pupuk yang akan diberikan tergantung dari teknik pemupukan yang diterapkan dan perhitungan ekonomisnya.
·         Aspek teknis : memperhitungkan sifat tanah dan sifat fisik tanah.
·         Aspek ekonomis : memperhitungkan nilai harga pasaran unsur dan kebutuhan per satuan luas.
Tabel 2. Kebutuhan Jumlah Pupuk Tahun 2013 Afdeling 15
Bulan
Jenis Pupuk
Ton

Febuari/Maret,13
MOP
160,2
Urea
128,1
April, 13
Borate
89,6

Agust/September,13
MOP
162,7
Urea
153,8
Abu Janjang
320,3
Sumber. RKT ( Rencana Kerja Tahunan ) Walet 3 Estate
d)     Tepat Tebar
Daerah tebar pupuk tergantung unsur pupuknya dan umur tanamnya pada tanaman menghasilkan, daerah tebar pupuk ditentukan agar unsur hara yang diberikan dapat diserap tanaman secara optimal. Daerah tebar untuk tanaman menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daerah tebar pupuk pada tanaman menghasilkan.
Umur
Jenis Pupuk
Daerah Tebar
3 – 8 tahun

> 8 tahun
Urea
MOP
Kieserite
RP
Urea
MOP
Kieserite
RP
50 cm – batas piringan
1-2, 75 m dari pangkal pokok
1-2, 75 m dari pangkal pokok
1-2, 75 m dari pangkal pokok
1-3 m dari pangkal pokok
1-3 m dari pangkal pokok
1-3 m dari pangkal pokok
1-3  m dari pangkal pokok
Tabel 3.


Sumber : Risza Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit 1994.

8.      pengawasan pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang rentan dengan kesalahan ekonomis merupakan kegiatan perawatan tanaman yang banyak menggunakan biaya, oleh karena itu pengawasan harus dilakukan untuk memperkecil tingkat kesalahan.
Pengawasan pemupukan dilakukan oleh tiga orang mandor perawatan yang bekerja sama dengan asesten, bila terdapat kesalahan mandor akan menegur tenaga kerja sedangkan asesten memberikan pengarahan masukan kepada mandor. Namun perusahan masih menurunkan tenaga khusus dari tim riset memonitor kegiatan pemupukan bila terjadi kesalahan asesten dapat memberikan sangsi atau surat peringatan (SP).
Sanksi dalam kegiatan pemupukan berupa surat peringatan (SP) kepada mandor, sedangkan untuk  para pekerja mandor berhak mengganti tenaga kerja yang melakukan kesalahan di lapangan dan tidak membayar upah sepenuhnya.

9.      Pengumpulan Karung Until Pupuk     
Pengumpulan karung until pupuk bertujuan untuk mengatahui jumlah pupuk yang telah di aplikasikan, jika jumlah karung until pupuk tidak sesuai dengan jumlah pupuk yang di keluarkan dari gudang berarti ada kesalahan atau kehilangan pupuk.
Selain itu jumlah karung until pupuk yang di kumpulkan oleh karyawan bagian pengumpul Karung untilan pupuk yang telah di kumpulkan di simpan kembali ke di gudang, karung until pupuk ini akan di gunakan untuk penguntilan pupuk berikutnya.


D.     KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan menganai pemupukan tanaman kelapa sawit dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pemupukan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah sawit, sehingga harus dilakukan oleh petani, pengusaha atau perusahaan perkebunan tanaman kelapa sawit.
2.      Kegiatan harus diawasi secara ketat oleh mandor rawat agar  tidak terjadi penyipangan-penyimpangan yang dilakukan oleh tenaga kerja pemupukan.
3.      Kebutuhan unsur hara harus di perhitungkan berdasarkan kebutuhan tanam melalui hasil analisis daun dan analisis tanah tanpa menunggu timbulnya symtom atau gejala-gejala kekurangan unsur hara.
4.      Efisiensi dan efektifitas pemupukan dapat dicapai dengan pelaksanaan pemupukan yang tepat dengan usaha penentuan dosis pupuk, jenis pupuk, alat-alat yang pendukungkegiatan pemupukan dan waktu pemupukan.
5.      Biaya yang sangat besar dalam kegiatan pemupukan harus di imbangi dengan hasil kerja sama yang baik antara mandor dengan pekerja sehingga dapat menghasilkan keuntungan secara ekonomis.