HARAPAN ITU PASTI

Kamis, 16 Januari 2014

Pak Berang-Berang Tinggal Glanggang Colong Playu Episode 1

DIAMBIL DARI BUKU : KOTIM INSIGHT Santun Dan Inspiratif.
yang diterbitkan oleh : Patria Media Utama

Di tulis di blog oleh : Dendi Hamdi Ramadan

SAYANG sekali meski dari kejauhan sudah mulai muncul kesadaran demokrasi di negeri abrakadabra dalam bahaya, namun suara kerisauan itu belum menggema dimana-mana keprihatinan, kerisauan , keresahan dan ke khawatiran, masih menjadi milik segelintir orang yang sadar.

selebihnya, rakyat kebanyakan yang belum terlalu melek politik dan tercerdaskan secara komunikasi politik, masih menganggap Pak Berang-Berang sebagai wakil mereka, sebagai "Penymbang Lidah Aspirasi", sebagai " Rujukan" mengadukan masalah dan lain-lain.

ditambah lagi dengan tingkat kekonyolan , " Kedermawanan" politik yang canggih dan berbumbu opini kepedulian di mkoran-koran , lenggang langkah pak berang-berang semakin lempang. TAMPAKNYA , tak akan banyak ngarai terjal yang di tempuhnya,

makin hari, makin terpuruk menguat optimisme nya. senyumnya semakin diperlebar . kuantitas berbagi-bagi amalnya, diperluas . pokoknya , di mana daerah yang ia rasa belum mendapatkan konsisten cukup, timnya bergerak gesit , kalau perlu menampakan kesalehan dengan mampir ke shalat di mushalla warga, padahal di rumahnya sajadah dan Qrannya saja berdebu tak tersentuh..

ada preman yang sakit mata karena iritasi ringan saja lantaran bergadang dua malam sebelumnya , maka dokter spesialis mata yang jadi kenalannya pun di telepoin dan dipesan berkali-kali agar diperhatikan sakitnya dengan cermat, sampai sang dokter pun merasa jengkel..

wah, pendeknya jadi manusia super peduli , sangat perhatian . Dan timnya waduh... menjadi pribadi yang tak tercela. Aroma pemblantikannya tidak nampak kasat mata , mak comblang politik nya tertutupi dengan kesan manis empati sesaat.

Benar-benar sebuah penampilan yang sempurna, peduli, mau berbagi, ber-empati solider , rendah hati dan mau mengalah, menenggelamkan ego besarnya yang menggondok sebesar dacing di lubuk hati . Wah..wah sebuah sandiwara yang mengesankan rakyat.

Bersambung.....

Rabu, 15 Januari 2014

Pelajar, Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional Oleh Musni Umar, Ph.D

Pelajar merupakan harapan dan masa depan Indonesia. Merekalah yang akan mewarisi dan melanjutkan perjuangan bangsa.

Pelajar menempati kedudukan yang amat strategis. Pertama, di negara manapun di dunia, posisi pelajar, siswa dan mahasiswa sangat penting karena merekalah pemilik masa depan.

Kedua, tantangan di masa depan jauh lebih kompleks dan berat, karena itu pelajar, siswa dan mahasiswa harus dibekali iman yang kuat, dan penguasaan ilmu pengetahuan sebagai sumber kekuatan untuk melanjutkan perjuangan bangsa.

Ketiga, iman yang kuat dan penguasaan ilmu pengetahuan, harus pula dibarengi dengan penanaman nasionalisme kepada generasi muda terutama pelajar, siswa dan mahasiswa. Nasionalisme dalam arti cinta tanah air sangat penting ditanamkan kepada pelajar karena kalau tidak memiliki nasionalisme, maka Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara akan sulit bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Wawasan Kebangsaan dan Nusantara

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu “wawas” yang berarti melihat atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran “an”, maka secara harfiah berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang.

Wawasan kebangsaan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia ditengah-tengah lingkungan kehidupan global. Unsur-unsur dasar wawasan kebangsaan ialah wadah (organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wawasan itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian dalam:
* Satu kesatuan bangsa
* Satu kesatuan budaya
* Satu kesatuan wilayah
* Satu kesatuan ekonomi
* Satu kesatuan hankam

Adapun nusantara dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut, laut menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seantero khatuliswa.

Adapun wawasan nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah yang meliputi darat, laut termasuk dasar laut dan tanah dibawahnya dan udara diatasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Pelajar dan Wawasan Kebangsaan

Pelajar, siswa dan mahasiswa sebagai pewaris dan pemilik bangsa Indonesia di masa depan, tidak bisa tidak harus memiliki, menjiwai dan menghayati wawasan kebangsaan.

Penjiwaan dan penghayatan itu harus diwujudkan, pertama, memelihara, menjaga, dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kedua, melestarikan dan mengamalkan budaya Indonesia. Budaya Indonesia ialah puncak-puncak budaya yang ada di berbagai suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Miangat sampai ke pula Rote.
Budaya Indonesia harus menjadi modal dasar dan spirit untuk membangun Indonesia yang maju dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Ketiga, menjaga, merawat dan mempertahankan kesatuan wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia tidak hanya di darat, tetapi juga dilaut dan udara. Untuk bisa memelihara, menjaga dan mempertahankan kesatuan wilayah Indonesia, maka para pelajar, siswa dan mahasiswa harus siap siaga membela dan mempertahankan wilayah Indonesia. Untuk bisa melakukan hal itu, maka wajib bela negara harus dimasyarakatkan dan dibudayakan.

Keempat, kesatuan ekonomi. Masalah ini tidak mudah karena diakui atau tidak penjajahan ekonomi masih berlangsung. Pada hal untuk bisa menjaga, memelihara, mengamankan dan mewujudkan kesatuan ekonomi memerlukan kemauan dan keberanian. Ini tidak mudah, tetapi harus dilakukan karena bangsa yang lemah kesatuan ekonominya, akan mudah diombang-ambingkan oleh kepentingan kekuatan global.

Kelima, mewujudkan ketahanan, pertahanan dan keamanan (Hankam) bangsa Indonesia. Para pelajar, siswa dan mahasiswa, bisa berperan misalnya menjadi siswa akademi angkatan darat, udara dan laut.

Kesimpulan

Pelajar, siswa dan mahasiswa harus terus-menerus meningkatkan kualitas iman dan takwa, dan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Peningkatan kualitas SDM kaum muda, amat diperlukan karena perubahan waktu, tempat dan zaman, akan semakin menciptakan kompetisi antar keluarga, antar warga, se kampung, se desa/lurah, se kecamatan, se kota, dan seterusnya antar negara.

Oleh karena itu, peningkatan kesadaran, pengabdian dan partisipasi pelajar, siswa dan mahasiswa sangat diperlukan untuk bisa menjaga, memelihara, dan mempertahankan Indonesia sebagai kesatuan bangsa, kesatuan budaya, kesatuan wilayah, kesatuan ekonomi dan pertahanan keamanan.

PETUNJUK AL-QURAN DALAM MEMILIH PEMIMPIN


Oleh: Agus Saputera

Pada zaman sekarang semakin ramai orang berlomba-lomba mengejar jabatan, berebut kedudukan sehingga menjadikannya sebagai sebuah obsesi hidup. Menurut mereka yang menganut paham atau prinsip ini, tidak lengkap rasanya selagi hayat dikandung badan, kalau tidak pernah (meski sekali) menjadi orang penting, dihormati dan dihargai masyarakat.

Jabatan baik formal maupun informal di negeri kita Indonesia dipandang sebagai sebuah "aset", karena ia baik langsung maupun tidak langsung berkonsekwensi kepada keuntungan, kelebihan, kemudahan, kesenangan, dan setumpuk keistimewaan lainnya. Maka tidaklah heran menjadi kepala daerah, gubernur, bupati, walikota, anggota dewan, direktur dan sebagainya merupakan impian dan obsesi semua orang. Mulai dari kalangan politikus, purnawirawan, birokrat, saudagar, tokoh masyarakat, bahkan sampai kepada artis.

Mereka berebut mengejar jabatan tanpa mengetahui siapa sebenarnya dirinya, bagaimana kemampuannya, dan layakkah dirinya memegang jabatan (kepemimpinan) tersebut. Parahnya lagi, mereka kurang (tidak) memiliki pemahaman yang benar tentang hakikat kepemimpinan itu sendiri. Karena menganggap jabatan adalah keistimewaan, fasilitas, kewenangan tanpa batas, kebanggaan dan popularitas. Padahal jabatan adalah tanggung jawab, pengorbanan, pelayanan, dan keteladanan yang dilihat dan dinilai banyak orang.

Hakikat kepemimpinan
Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam sudah mengatur sejak awal bagaimana seharusnya kita memilih dan menjadi seorang pemimpin. Menurut Shihab (2002) ada dua hal yang harus dipahami tentang hakikat kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt. Lihat Q. S. Al-Baqarah (2): 124, "Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan (amanat), lalu Ibrahim melaksanakannya dengan baik. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau pemimpin bagi manusia. Ibrahim bertanya: Dan dari keturunanku juga (dijadikan pemimpin)? Allah swt menjawab: Janji (amanat)Ku ini tidak (berhak) diperoleh orang zalim".

Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah swt, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bukan sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-wenang. Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah swt di akhirat kelak, bukan kekayaan dan kemewahan di dunia.

Karena itu pula, ketika sahabat Nabi SAW, Abu Dzarr, meminta suatu jabatan, Nabi saw bersabda: "Kamu lemah, dan ini adalah amanah sekaligus dapat menjadi sebab kenistaan dan penyesalan di hari kemudian (bila disia-siakan)".(H. R. Muslim). Sikap yang sama juga ditunjukkan Nabi saw ketika seseorang meminta jabatan kepada beliau, dimana orang itu berkata: "Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu. "Maka jawab Rasulullah saw: "Demi Allah Kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau ambisi pada jabatan itu".(H. R. Bukhari Muslim).

Kedua, kepemimpinan menuntut keadilan. Keadilan adalah lawan dari penganiayaan, penindasan dan pilih kasih. Keadilan harus dirasakan oleh semua pihak dan golongan. Diantara bentuknya adalah dengan mengambil keputusan yang adil antara dua pihak yang berselisih, mengurus dan melayani semua lapisan masyarakat tanpa memandang agama, etnis, budaya, dan latar belakang. Lihat Q. S. Shad (38): 22, "Wahai Daud, Kami telah menjadikan kamu khalifah di bumi, maka berilah putusan antara manusia dengan hak (adil) dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu".

Hal senada dikemukakan oleh Hafidhuddin (2003). Menurutnya ada dua pengertian pemimpin menurut Islam yang harus dipahami. Pertama, pemimpin berarti umara yang sering disebut juga dengan ulul amri. Lihat Q. S. An-Nisaâ 4): 5, "Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu". Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa ulil amri, umara atau penguasa adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus urusan orang lain. Dengan kata lain, pemimpin itu adalah orang yang mendapat amanah untuk mengurus urusan rakyat. Jika ada pemimpin yang tidak mau mengurus kepentingan rakyat, maka ia bukanlah pemimpin (yang sesungguhnya).

Kedua, pemimpin sering juga disebut khadimul ummah (pelayan umat). Menurut istilah itu, seorang pemimpin harus menempatkan diri pada posisi sebagai pelayan masyarakat, bukan minta dilayani. Dengan demikian, hakikat pemimpin sejati adalah seorang pemimpin yang sanggup dan bersedia menjalankan amanat Allah swt untuk mengurus dan melayani umat/masyarakat.

Kriteria pemimpin

Para pakar telah lama menelusuri Al-Quran dan Hadits dan menyimpulkan minimal ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk menjadi pemimpin. Semuanya terkumpul di dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi/rasul sebagai pemimpin umatnya, yaitu: (1). Shidq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya. Lawannya adalah bohong. (2). Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa yang diamanahkan kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah swt. Lawannya adalah khianat. (3) Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul. Lawannya adalah bodoh. (4). Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan).

Di dalam Al-Quran juga dijumpai beberapa ayat yang berhubungan dengan sifat-sifat pokok yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya terdapat dalam surat As-Sajdah (32): 24 dan Al-Anbiyaâ (21): 73. Sifat-sifat dimaksud adalah: (1). Kesabaran dan ketabahan. "Kami jadikan mereka pemimpin ketika mereka sabar/tabah". Lihat Q. S. As-Sajdah (32): 24. Kesabaran dan ketabahan dijadikan pertimbangan dalam mengangkat seorang pemimpin. Sifat ini merupakan syarat pokok yang harus ada dalam diri seorang pemimpin. Sedangkan yang lain adalah sifat-sifat yang lahir kemudian akibat adanya sifat (kesabaran) tersebut. (2). Mampu menunjukkan jalan kebahagiaan kepada umatnya sesuai dengan petunjuk Allah swt. Lihat Q. S. Al-Anbiyaâ (21): 73, "Mereka memberi petunjuk dengan perintah Kami". Pemimpin dituntut tidak hanya menunjukkan tetapi mengantar rakyat ke pintu gerbang kebahagiaan. Atau dengan kata lain tidak sekedar mengucapkan dan menganjurkan, tetapi hendaknya mampu mempraktekkan pada diri pribadi kemudian mensosialisasikannya di tengah masyarakat. Pemimpin sejati harus mempunyai kepekaan yang tinggi (sense of crisis), yaitu apabila rakyat menderita dia yang pertama sekali merasakan pedihnya dan apabila rakyat sejahtera cukup dia yang terakhir sekali menikmatinya. (3). Telah membudaya pada diri mereka kebajikan. Lihat Q. S. Al-Anbiyaâ (21): 73, "Dan Kami wahyukan kepada mereka (pemimpin) untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan menegakkan sholat serta menunaikan zakat". Hal ini dapat tercapai (mengantarkan umat kepada kebahagiaan) apabila kebajikan telah mendarah daging dalam diri para pemimpin yang timbul dari keyakinan ilahiyah dan akidah yang mantap tertanam di dalam dada mereka.

Sifat-sifat pokok seorang pemimpin tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Al-Mubarak seperti dikutip Hafidhuddin (2002), yakni ada empat syarat untuk menjadi pemimpin: Pertama, memiliki aqidah yang benar (aqidah salimah). Kedua, memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas (`ilmun wasi`un). Ketiga, memiliki akhlak yang mulia (akhlaqulkarimah). Keempat, memiliki kecakapan manajerial dan administratif dalam mengatur urusan-urusan duniawi.

Memilih pemimpin

Dengan mengetahui hakikat kepemimpinan di dalam Islam serta kriteria dan sifat-sifat apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, maka kita wajib untuk memilih pemimpin sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadits.
Kaum muslimin yang benar-benar beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasulullah saw dilarang keras untuk memilih pemimpin yang tidak memiliki kepedulian dengan urusan-urusan agama (akidahnya lemah) atau seseorang yang menjadikan agama sebagai bahan permainan/kepentingan tertentu. Sebab pertanggungjawaban atas pengangkatan seseorang pemimpin akan dikembalikan kepada siapa yang mengangkatnya (masyarakat tersebut). Dengan kata lain masyarakat harus selektif dalam memilih pemimpin dan hasil pilihan mereka adalah "cerminâ" siapa mereka. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw yang berbunyi: "Sebagaimana keadaan kalian, demikian terangkat pemimpin kalian".

Sikap rakyat terhadap pemimpin

Dalam proses pengangkatan seseorang sebagai pemimpin terdapat keterlibatan pihak lain selain Allah, yaitu masyarakat. Karena yang memilih pemimpin adalah masyarakat. Konsekwensinya masyarakat harus mentaati pemimpin mereka, mencintai, menyenangi, atau sekurangnya tidak membenci. Sabda Rasulullah saw: "Barang siapa yang mengimami (memimpin) sekelompok manusia (walau) dalam sholat, sedangkan mereka tidak menyenanginya, maka sholatnya tidak melampaui kedua telinganya (tidak diterima Allah)".

Di lain pihak pemimpin dituntut untuk memahami kehendak dan memperhatikan penderitaan rakyat. Sebab dalam sejarahnya para rasul tidak diutus kecuali yang mampu memahami bahasa (kehendak) kaumnya serta mengerti (kesusahan) mereka. Lihat Q. S. Ibrahim (14): 4, "Kami tidak pernah mengutus seorang Rasul kecuali dengan bahasa kaumnya". dan Q. S. At-Taubah (9): 129, "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, terasa berat baginya penderitaanmu lagi sangat mengharapkan kebaikan bagi kamu, sangat penyantun dan penyayang kepada kaum mukmin.

Demikianlah Al-Quran dan Hadits menekankan bagaimana seharusnya kita memilih dan menjadi pemimpin. Sebab memilih pemimpin dengan baik dan benar adalah sama pentingnya dengan menjadi pemimpin yang baik dan benar.(*)

Penulis adalah:
Staf Hukmas dan KUB
Kanwil Kementerian Agama (Kemenag)
Prov. Riau

Pekanbaru, 18 Februari 2011

RTIKEL ILMIAH ( Upaya Peningkatan Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika melalui Kisah Tokoh Besar Matematika)




Abstrak

Penelitian ini merupakan eksperimen terhadap kelas IV SD di Bandung pada pelajaran Matematika, materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan. Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini diantaranya adalah motivasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan siswa yang masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengkaji apakah penyampaian kisah tokoh besar di bidang matematika sebelum materi pelajaran disampaikan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika; 2) untuk mengidentifikasi keberhasilan proses mengajar menggunakan teknik penyampaian motivasi melalui kisah tokoh besar di bidang matematika dengan menganalisis ketuntasan belajar matematika siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan ribuan; 3) untuk mengidentifikasi tanggapan siswa terhadap pelajaran Matematika sebelum dan sesudah belajar matematika dengan menyampaikan kisah tokoh besar di bidang matematika. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini diharapakan menjadi acuan guru untuk meningkatkan kualitas mengajar. Berdasarkan analisis terhadap data-data yang terkumpul melalui instrumen penelitian, maka kesimpulan umum dari penelitian ini adalah: 1) terjadi peningkatan motivasi siswa setelah mendapatkan kisah tokoh besar matematika; 2) sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap pemebelajaran matematika setelah diberikan motivasi; 3) sebagian besar siswa mendapatkan ketuntasan dalam belajar matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan ribuan.

Kata kunci : mathfobia, motivasi belajar, inspirasi tokoh besar.



Pendahuluan

Hampir sebagian siswa sekolah dasar tidak menyukai pelajaran matematika, terutama menjumlahkan dan megurangkan bilangan ribuan. Materi ini dianggap sulit dan menakutkan. Sebanyak 70% dari 20 siswa sekolah dasar kelas 4 berpendapat bahwa materi tersebut sulit. Menurut Shaleh (2008:31) gejala ini disebut dengan gejala mathfobia. Kurangnya motivasi siswa dalam menerima materi pelajaran sering menimbulkan beberapa masalah yang dihadapi guru ketika kegiatan belajar berlangsung. Tugas seorang guru menjadi lebih berat ketika siswanya mengeluh dan tidak dapat menjawab soal latihan dan berujung pada hasil belajar yang tidak memuaskan. Keadaan seperti ini terjadi ketika siswa belajar menghitung bilangan yang memiliki lebih dari dua angka. Mereka cenderung keliru kemudian mengeluh dan merasa sulit untuk mengerjakanya kembali. Masalah ini dapat diatasi dengan pemberian motivasi kepada siswa. Motivasi yang kuat dapat memberikan energi bagi siswa untuk mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dihadapannya, termasuk ketika belajar matematika.

Pemberian motivasi dilakukan sebelum memasuki materi pelajaran dengan memberikan cerita inspiratif yang dapat menggugah emosi siswa untuk memahami materi pelajaran. Salah satunya, kisah tokoh besar di bidang matematika yang memiliki kaitan dengan materi yang akan diajarkan. Banyak tokoh–tokoh yang dapat memberikan inspirasi dan membuat siswa terkagum–kagum. Terutama kisah para tokoh yang pada usia kanak–kanak mampu memberikan kontribusinya terhadap matematika. Misalnya Carl Friedrich Gauss pada usia 10 tahun mampu menghitung 100 bilangan puluh ribuan dalam hitungan detik dapat dijadikan inspirasi.

Bukan hanya meningkatkan motivasi, kisah tokoh matematika juga dapat meningkatkan wawasan siswa terhadap sejarah perkembangan matematika. Ellison (Shaleh,2008:26) mengatakan bahwa otak manusia tidak dapat memperhatikan dan mengingat semua pelajaran yang tidak menarik, membosankan dan tidak menggugah emosi. Penyampain kisah tokoh ini menjadi hal yang menarik dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dan memiliki motivasi untuk meningkatkan hasil belajar mereka.

Tujuan artikel ini adalah : 1) untuk mengkaji apakah penyampaian kisah tokoh besar di bidang matematika sebelum materi pelajaran disampaikan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika; 2) untuk mengidentifikasi keberhasilan proses mengajar menggunakan teknik penyampaian motivasi melalui kisah tokoh besar di bidang matematika dengan menganalisis ketuntasan belajar matematika siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan ribuan; 3) untuk mengidentifikasi tanggapan siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan sesudah disampaikannya kisah tokoh besar di bidang matematika.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk guru sekolah dasar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi pembelajaran menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki metode pengajaran menjadi lebih menyenangkan dengan mengenalkan tokoh besar di bidang matematika kepada siswanya. Penelitian ini juga memberikan gambaran tentang berapa besar pengaruh peningkatan motivasi siswa terhadap ketuntasan belajar dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan.



Tinjauan Pustaka

Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar matematika. Motivasi menurut Uno (2009:8) adalah dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Sedangkan menurut Solichatun (2007:7) motivasi belajar matematika menggambarkan dorongan, keinginan dan kebutuhan siswa untuk belajar matematika yang terlihat kemauan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Pemberian motivasi sebelum proses belajar dimulai, menurut Shaleh (2008:42) memeiliki pengaruh yang kuat pada anak didik untuk mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada di depannya, motivasi yang kuat juga menjadi sebuah energi agar siswa mampu menghadapi berbagai tantangan dalam belajar matematika pada materi apapun. Tidak menyerah ketika mengerjakan soal yang sulit, tidak akan mengeluh dalam menghadapi berbagai soal ulangan dan mampu mengerjakan secara mandiri.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Menurut Shaleh (2008:86) sepenggal cerita inspirasi ternyata mampu menggugah emosi dan semangat bagi seseorang. Teknik seperti ini dapat diterapkan oleh guru sebelum menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Hampir semua tokoh di bidang matematika dapat memberikan inspirasi yang luar bisa. Anak didik tentu akan terkagum–kagum dengan cerita tersebut. Misalnya, cerita Carl Fiedrich Gauss yang mampu menghitung dengan cepat dalam hitungan detik.

Kisah Carl Friedrich Gauss dapat dijadikan sebagai kisah insipirasi bagi siswa dalam meningkakan motivasi belajar matematika. Carl Friedrich Gauss merupakan salah satu ilmuwan hebat dunia, ia juga diakui sebagai ahli matematika terbesar sepanjang masa. Hal ini cukup beralasan, sebab ia memang jenius sejak kecil. Pada saat Gauss berusia tiga tahun, ia berhasil menemukan kesalahan yang dilakukan ayahnya waktu sang ayah melakukan kalkulasi di bidang keuangan. Gauss melakukan hal yang menakjubkan lagi saat ia berada di sekolah dasar. Pada waktu itu guru matematikanya meminta murid-murid menjumlahkan bilangan-bilangan dari 81297 + 91495 + 81693 + … + 100899. Gauss berhasil menyelesaikan soal tersebut beberapa detik setelahnya.

Setelah pemeberian motivasi diharapkan siswa dapat menunjukan perilaku sesuai dengan indikator siswa yang termotivasi untuk belajar. Menurut Solichatun (2007:28) indikator siswa termotivasi untuk belajar : 1) senang mengikuti pelajaran; 2) tidak merasa bosan saat belajar; 3) mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh; 4) mengerjakan tugas yang diberikan; 4) merasa bahwa belajar adalah kebutuhan; 5) merasa aman belajar; 6) memiliki rasa ingin tahu yang besar; 7) percaya diri untuk berprestasi.

Untuk mengukur motivasi siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan mengidentifikasi indikator tersebut. Solichatun (2007:28) menambahkan jika siswa sudah termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, mereka akan berlomba–lomba mengerjakan soal. Keadaan seperti ini diharapkan mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi matematika yang diajarkan. Penyampaian motivasi ini dikatakan berhasil dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam mengerjakan test yang berkaitan dengan materi yang diberikan.



Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Diniyah Nuurul Falaah. Pemilihan tempat ini bertujuan untuk mendapatkan sample siswa dari berbagai sekolah dasar di Bandung. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 dan 8 Maret 2011 . Subjek Penelitian adalah siswa kelas IV yang terdiri dari 20 orang siswa dengan komposisi perempuan 8 orang dan laki-laki 12 orang. Materi yang di pelajari adalah menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan dengan kisah tokoh Carl Friedrich Gaus.

Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengukur tanggapan siswa terhadap penyampaian motivasi melalui kisah tokoh besar di bidang matematika dalam belajar matematika. Perhitungan hasilnya menggunakan presentase. Metode kualitatif juga digunakan untuk melihat motivasi siswa berdasakan indikator yang ditetapkan terlebih dahulu. Hasilnya dijelaskan secara deskriptif. Metode kualitatif digunakan dalam melihat peningkatan motivasi siswa, hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Metode kuantitatif digunakan dalam mengukur ketuntasan belajar siswa untuk melihat keberhasilan proses belajar mengajar menggunakan penyampaian motivasi melalui kisah tokoh besar di bidang matematika.

Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan tes . Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Wawancara menggunakan pertanyaan tertutup untuk mendapatkan data tentang peningkatan motivasi siswa dalam belajar menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan. Wawancara juga digunakan untuk mendapatkan data tentang tanggapan siswa terhadap proses belajar matematika dengan penyampaian kisah tokoh besar matematika sebelum materi pelajaran diberikan. Untuk melihat motivasi siswa dalam belajar dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berupa catatan mengenai perilaku siswa ketika mendengarkan ketika penyampaian kisah tokoh Carl Friedrich Gauss dan perilaku ketika mengerjakan soal yang diberikan. Catatan observasi mengacu pada indikator siswa termotivasi. Test menggunakan 5 butir soal untuk mengetahui keberhasilan proses belajar menggunakan metode peningkatan motivasi.







Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian tentang tanggapan siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan, yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil 70% siswa menganggap materi tersebut sulit, sedangkan 30% sisanya menganggap materi tersebut tidak terlalu sulit. Mereka yang menganggap sulit mengatakan bahwa mereka sering mengalami kekeliruan dalam menyelesaikan soal – soal materi tersebut.

Menurut pengamatan penulis, selama proses pembelajaran, siswa di kelas terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Mereka mengaku senang belajar matematika dan mendengarkan kisah tokoh besar di bidang matematika, yaitu Carl Friedrich Gauss. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi yang diisi pada saat proses belajar mengajar.

Hasil analisis terhadap lembar obsevasi memperlihatkan bahwa rata – rata, mereka menunjukan perilaku sesuai dengan indikator siswa yang termotivasi. Banyak diantara mereka sangat kagum dengan Carl Friedrich Gauss, dan berkata mereka ingin seperti tokoh tersebut. Mereka seksama mendengarkan kisah tokoh tersebut dan melontarkan pertanyaan kepada gurunya seputar kisah yang diceritakan sebagai rasa keingintahuan yang besar. Tampak ketika diberikan soal berkaitan dengan materi yang dipelajari, sebagian besar siswa mengerjakanya sendiri, tidak gaduh, tidak mengeluh dan terlihat percaya diri. Bahkan beberapa siswa berusaha mengingatkan temannya untuk tidak mencontek. Tingkah laku siswa dalam proses belajar yang digambarkan seperti itu menunjukan ada motivasi siswa dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan.

Setelah proses belajar mengajar selesai, dilakukan kembali wawancara untuk melihat peningkatan motivasi mereka dalam belajar. Hasilnya 60% menyukai pelajaran menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan. Dari wawancara yang dilakukan pada saat sebelum dan sesudah proses belajar tampak perbedaan yang signifikan yang menunjukan adanya peningkatan. Mereka menganggap materi pelajaran lebih mudah sesudah mereka mendapatkan motivasi.

Menggabungkan hasil wawancara dan lembar observasi, dapat disimpulkan bahwa siswa menjadi termotivasi dalam belajar setelah diceritakan mengenai kisah tokoh besar Carl Friedrich Gauss. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui mengenai tanggapan siswa terhadap proses belajar. Sebanyak 70% siswa mengaku senang dengan proses belajar menggunakan teknik penyampaian kisah tokoh besar matematika sebelum materi pelajaran diberikan. Hanya 20 % siswa yang berpendapat biasa saja. Seluruh aktivitas siswa berjalan dengan baik. Peningkatan motivasi ini juga terlihat dari ketuntasan belajar siswa dari penilaian terhadap hasil kerja mereka menjawab soal yang diberikan, sekitar 65 % siswa mendapatkan nilai di atas 65.



Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan kurangnya motivasi belajar matematika siswa sekolah dasar kelas IV, terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan. Mereka mengatakan bahwa dalam proses menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan, sering terjadi kekeliruan walaupun hanya satu angka. Kesalahan yang hanya satu angka ini jelas sangat mempengaruhi nilai mereka. Akibatnya, mereka menganggap bahwa materi ini sangat sulit dan menakutkan. Kesulitan mereka dalam mengerjakan soal materi tersebut tidak hanya berakibat pada buruknya anggapan siswa terhadap materi ini, tetapi juga membuat siswa menyimpulkan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. Keadaan seperti ini yang disebut dengan mathfobia, sesuai dengan yang disebutkan oleh Shaleh (2008:31). Dapat disimpulkan dari hasil wawancara pertama, menunjukan kurangnya motivasi siswa dalam belajar matematika.

Lembar observasi yang diisi pengamat saat proses pembelajaran berlangsung, menunjukan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Sebagian besar siswa menunjukan perilaku sesuai dengan indikator siswa termotivasi yang telah di tetapkan sebelumnya. Mereka menunjukan perilaku sesuai indikator menurut Solichatun (2007:28) bahwa indikator siswa termotivasi untuk belajar : 1) senang mengikuti pelajaran; 2)tidak merasa bosan saat belajar; 3) mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh; 4) mengerjakan tugas yang diberikan; 4) merasa bahwa belajar adalah kebutuhan; 5) merasa aman belajar; 6) memiliki rasa ingin tahu yang besar; 7) percaya diri untuk berprestasi.

Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh–sungguh. Mereka terlihat antusias terhadap kisah Carl Friedrich Gauss yang diceritakan oleh guru mereka. Pada saat menjelaskan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan yang sebenarnya sudah mereka dapatkan di sekolahnya masing-masing, mereka masih mau menyimaknya. Setelah menyimakkisah Carl Friedrich Gauss, banyak siswa yang mengancungkan tangan dan berkata bahwa mereka ingin pintar menhitung seperti Gauss kecil. Beberapa siswa kemudian saling mengacungkan tangan menyampaikan apa yang menjadi cita-cita mereka. Bahkan ada beberapa siswa yang mengatakan bahwa dirinya ingin seperti Gauss kecil yang padai menghitung dan dapat membantu orang tuanya berhitung. Siswa terlihat tidak bosan dalam belajar.

Saat diberikan soal pun mereka antusias mengerjakannya. Sebagian besar siswa terlihat percaya diri dalam mengerjakan soal tersebut. Mereka saling mengingatkan untuk tidak mencotek ketika ada temanya yang berusaha melihat jawaban siswa lain. Kondisi kelas sangat sunyi saat mereka mengerjakan soal. Siswa terlihat asyik sendiri mengerjakan soal yang diberikan. Rasa percaya diri siswa sangat tampak jelas ketika mereka mngerjakan soal. Keadaan seperti ini sesuai dengan pendapat Solichatun (2007:28) tentang indikator siswa termotivasi.

Hasil wawancara setelah proses belajar mengajar selesai, menunjukan adanya tanggapan yang positif dari siswa terhadap penyampaian kisah tokoh Carl Friedrich Gauss. Sebagian besar berpendapat, materi ini menjadi lebih mudah. Menggabungkan hasil analisis lembar observasi dan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami peningkatan motivasi dalam belajar matematika. Peningkatan ini terlihat dari perbedaan pendapat mereka terhadap pembelajaran matematika sebelum dan sesudah belajar menggunakan teknik penyampaian motivasi melalui kisah toko besar matematika.

Hasil test menunjukan bahwa sekitar 65 % siswa mendapatkan nilai diatas 65. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa memperoleh ketuntasan dalam belajar. Keadaan seperti ini sesuai dengan harapan penulis mengacu pada pendapat Solichatun (2007:28) bahwa siswa yang termotivasi akan berlomba-lomba mengerjakan tugas. Kesimpulanya, motivasi belajar juga mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.



Kesimpulan

Dari seluruh rangkaian penelitian yang telah dilakukan, mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, hingga analisis data, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1) terjadi peningkatan motivasi siswa setelah mendapatkan kisah tokoh besar matematika; 2) sebagian besar siswa mendapatkan ketuntasan belajar matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan ribuan; 3) sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran matematika setelah diberikan motivasi.


Referensi

Nurhadyani, Dini. (2011). “Penerapan Brain Based Learning dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan MotivasiBelajar dan Kemampuan Koneksi Matematika”. [Online].Tersedia:http//dinidinidini.wordpress.com/2011/01/04 /140. html. Yang direkam pada 23:27:12 GMT. [18 Februari 2007].



Shaleh, Andri. (2008). Seni Mengajarkan Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing.



Solichatun. (2007). “Implementasi Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Siswa SMP”. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.



Uno, Hamzah. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

KISAH TENGGELAMNYA KAPAL TITANIC DALAM ALQUR’AN



لَقَدۡ كَانَ فِى قَصَصِہِمۡ عِبۡرَةٌ۬ لِّأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ‌ۗ مَا كَانَ حَدِيثً۬ا يُفۡتَرَىٰ وَلَـٰڪِن تَصۡدِيقَ ٱلَّذِى بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيلَ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ . سُوۡرَةُ یُوسُف ١١١


Firman Allah Yang bermaksud:
“Demi sesungguhnya, kisah Nabi-nabi itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar bagi orang-orang yang mempunyai akal fikiran. (Kisah Nabi-nabi yang terkandung dalam Al-Quran) ia bukanlah cerita-cerita yang diada-adakan, tetapi ia mengesahkan apa yang tersebut di dalam Kitab-kitab agama yang terdahulu daripadanya dan ia sebagai keterangan yang menjelaskan tiap-tiap sesuatu, serta menjadi hidayah petunjuk dan rahmat bagi kaum yang (mau) beriman”.

Dua puluh lima tahun pula sejak ditemukan lokasi karamnya kapal pesiar mewah asal Southhampton ini, belum ada satu penelitian pun yang menelaah secara ilmiah. Tim History Channel, didukung para ilmuwan, arkeolog, dan ahli pencitraan sonar menengok ulang lokasi tenggelamnya Titanic di hamparan Samudera Atlantik. Tak disangka, mereka menemukan puing-puing yang belum pernah terdeteksi sebelumnya. Tentu saja penemuan baru tersebut dapat membantu menguak misteri tenggelamnya kapal yang dijuluki ‘unsinkable’ (tak bisa tenggelam) ini.

Yang menakjubkan lagi, lewat bantuan teknologi sonar yang canggih, seluruh serpihan tersebut direkonstruksi dan dicitrakan ulang hingga membentuk Titanic hologram, sesuai ukuran aslinya, di dalam sebuah hanggar besar.

Penemuan tersebut didokumentasikan History Channel secara apik dalam ‘Titanic: Mystery Solved’.

“Cerita tenggelamnya kapal Titanic telah memukau jutaan orang di seluruh dunia dan diabadikan dalam film tersukses sepanjang sejarah. Masalahnya adalah film tersebut hanya menceritakan kejadian dari sisi kemanusiaan saja. Apa yang mau kami lakukan adalah menengok ulang tragedi ini dari sudut pandang ilmiah dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada malam 14-15 April 1912





Kejadian tenggelamnya kapal Titanic adalah sebuah catatan sejarah manusia yang akan terus melegenda. Hingga manusia juga melegendakannya dalam film Titanic. Kapal ini telah diklaim sebagai kapal yang tidak akan tenggelam. Akan tetapi ternyata sang pengatur alam semesta berkehendak lain hingga akhirnya menenggelamkan kapal ini beserta kesombongan manusia.

Apakah kejadian ini ada di dalam Al-Quran? mungkin ya, mungkin juga tidak.

Ada beberapa ayat yang sepertinya berhubungan dan menggambarkan kisah kapal Titanic ini.

Pada halaman itu dikisahkan juga detik-detik kejadian pada saat kapal Titanic itu menabrak gunung es terapung yang akhirnya mengakibatkan kapal Titanic tenggelam.

Berikut saya kutip pada saat artikel ini ditulis dari wiki berbahasa Indonesia:

Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, “Gunung es, tepat di depan!” Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal.

Perhatikan cetak tebal yaitu menit yang menunjukkan waktu kapal tepat pada saat pengawas melihat bongkahan gunung es terapung.

Maka pada menit-menit berikutnya:

Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.

Pada menit-menit berikutnya itulah yaitu saat tertabraknya Kapal RMS Titanic dengan gunung es terapung hingga mengakibatkan kapal Titanic tenggelam dan kematian lebih dari 1500 orang. Hal inilah yang sepertinya digambarkan dalam Al-Quran:

QS. Yaasiin (36) : 41-44
41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan,
42. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
43. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
44. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.

Kapal ini digambarkan penuh muatan mungkin seperti kapalnya Nabi Nuh A.S.
Untuk Kapal Titanic, Allah SWT ternyata berkehendak, “Kami tenggelamkan mereka”, maka tenggelamlah kapal Titanic beserta sebagian besar penumpangnya. Tetapi Allah juga berkehendak, “Kami selamatkan mereka”, sehingga ada juga penumpang yang selamat yaitu sebagian besar wanita dan anak-anak:

Hampir dua jam setelah Titanic tenggelam, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak Carpathia, doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50 AM, Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal 18 April.

Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya; dan awan yang mengandung hujan; dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah; dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan”. (QS: 051: 3)


Tepatnya pada tanggal 14 april, tanggal ini merupakan tanggal berkabungnya sebagian anak manusia khusunya manusia yang ada di negeri eropa sana. Sebab pada bulan dan tanggal inilah kapal pesiar yang masyhur dengan sebutan “TITANIC”. Nah sehubungan dengan peristiwa ini, adak hikmah yang besar dibalik semua ini bahkan jauh sebelumnya Al-qur’an telah menjelaskan hal-hal yang berkaitan peristiwa semacam ini, namun sangat sedikit manuisa yang menyadari akan hal ini.


KISAH KAPAL-KAPAL YANG MENJADI IKHTIBAR

Sebelum melangka lebih lanjut , hayatilah ayat di atas, umat muslim telah yakin bahwa semua telah diatur oleh sang pencipta (Allah) sampai hal sekecil dzarrahpun telah diatur oleh Allah SWT.” kapal-kapal yang berlayar dengan mudah” Itulah sepenggal ayat yang terdapat In the Holy quran. Ayat ini sebagai bukti bahwa kapal-kapal yang berlayar semuanya sudah diatur oleh Allah. Yah kapal lah yang menenggalamnya kurang lebih 1517 jiwa penumpang kapal yang diberi nama Titanic dan kapal pulah lah yang menyelamatkan umat Nabi Nuh, serta Allah menenggalamkan umat Nabi Nuh, saat mereka menuduh Nabi Nuh sebagai orang gila dikarenakan mebuat kapal di atas bukit tinggi. Dalam sastra Allah disebutkan Juga ““Tuhanmu adalah yang menjalankan kapal-kapal di lautan untukmu…” (QS: 17: 66), masih banyak lagi ayat yang menerangkan hal ini dan sekaligus bukti bahwa Allah yang mengatur segala sesuatu. Masih banyak ayat yang menjelaskan bahwa Allah lah yang memperjalankan kapal-kapal di laut.

Kapal Nabi Nuh, Lalu Kami wahyukan kepadanya: “Buatlah bahtera (Kapal) di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. QS.Al-mukminun Ayat 27).

Begitulah Allah menggambarkan sejarah kisah Nabu Nuh melalui al-Qur’an sebagai bukti bahwa kitab suci ini bukanlah buatan tangan manusia dan benar-benar wahyu dari Allah SWT sehingga kisah masa lampau dan akan datang telah tergambar dalam al-quran. Dengan kapal yang dibuat Nabi Nuh mampu mengangkut pengikut-pengikut Nuh dan sepasang dari tiap-tiap jenis binatang yang ada pada zaman itu termasuk jenis-jenis dinosaur raksasa, menunjukkan betapa besarnya bahtera itu.
“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal” (QS: 26: 119-120)

Sebungan dengan kapal “TITANIC” pada tanggal: 14 April 1912, kapal pesiar kebanggaan industri perkapalan dunia itu bertolak dari pelabuhan international Southampton – Inggris dalam pelayaran eksklusif perdananya membawa kaum-kaum bangsawan dan tokoh-tokoh elit dunia serta bourjois lainnya, setidaknya demikian menurut pengakuan mereka. Dengan kapal raksasa ini yang penuh dengan berbagai fasilitas mewah bahkan kapal pesiar ini bagaikan hamparan bumi yang dilengkapi dengan bioskop, pesta pora, dan lain sebagainya. Maka wajarlah jika para awak kapal pesiar ini merasa sombong dikarenakan sudah dirancang sedemikian rupa sehingga ombak apapun yang datang tak akan pernah menenggalamkan ‘’TITANIC’. Sesuai dengan namanya titanic berarti raksasa. Bahkan sejarah mencatat bahwa salah satu dari awak kapal mengatakan tuhan pun tak akan mampu menenggelamkan kapal ini. Hati mereka telah dibutakan oleh ketakaburan bahwa segala hal yang ada di bumi ini tak ada kekuasaan satupun yang paling kuat kecuali kekuasaan Allah SWT. Maka Allah menenggalamkan kapal “TITANIC” beserta ribuan penumpangnya akibat kesombongan mereka, Titanic tenggelam karena menabrak gunung es hingga terbelah menjadi dua dan menewaskan kurang lebih 1517 jiwa.. Nah begitu pula dengan kisah Nabi Nuh saat mengajak Qon’an anak Nabi Nuh untuk ikut naik ke kapal, namun qon’an mengatakan saya akan naik ke bukit tinggi. Padahal Nabi Nuh telah menjelaskan bahwa bumi akan banjir dan semuanya akan rata dengan air, qon’an tak percaya hal itu maka sebagai buah ketakaburanya ahirnya nyawanya melayang seperti melayangnya ribuan nyawa penumpang kapal titanic.


Hiingga 1 abad genap peristiwa titanic mengingatkanku untuk mengolah menjadi tulisan dikarenakan disampingku terlihat hamparan laut athlantik tempat kapal tersebut tenggelam. Apapun profesi kita dan agama kita jauhkanlah sifat takabur baik saat menjawab soal-soal UN dan lain sebagainya.



Allah memberikan kesenangan hidup kepada mereka yang diselamatkan sampai waktu kematian mereka yang ditentukan.

Untuk kita semua terutama untuk penulis diingatkan: Hanya dengan rahmat yang besar dari Allah lah kita bisa diselamatkan di darat, di udara maupun di lautan. Mintalah pertolongan dan perlindungan hanya kepada-Nya dalam setiap perjalanan hidup, jangan lalai dari pada-Nya, jangan sombong dan bertawakal lah hanya kepada Allah SWT.

Wallaahu a’lam bishshowab.

Kata-kata Motivasi Hidup

Kata kata motivasi ini saya share bertujuan untuk menambah motivasi diri anda dalam menghadapi kehidupan. Disini saya akan menulis beberapa kata motivasi diantaranya adalah kata kata motivasi hidup.


Tuhan takkan pernah membiarkan dirimu terluka, Dia hanya ingin kamu belajar dari segala masalah. Percayalah padaNya.

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang2 tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

Jangan membuang waktu dgn terus bersedih.. Terus melarutkan diri dlm kesedihan hanya akan menghambat pertumbuhan “kebahagiaan”.

Terkadang kejujuran bisa menyakiti, tetapi percayalah masalah apapun akan cepat terselesaikan jika kamu berlaku jujur.

Tidak ada yang bisa mengendalikanmu, semua tergantung pada diri kita sendiri. Orang lain hanya bisa mempengaruhi.


Kualitas dari kehidupan se2orang itu tergantung pada komitmennya utk berhasil, bidang apapun yg dia tempuh.

Orang yg berjaya dalam hidup adalah orang yg nampak tujuannya dengan jelas & menjurus kepadanya tanpa menyimpang.

Seseorang dgn wawasan yg cukup untuk mengakui kekurangannya berada paling dekat dgn kesempurnaan.

Orang2 berhasil tidak hanya keras hati, mereka juga pekerja keras yg percaya pada kemampuan dirinya.

Berfikir itu cahaya, kelalaian itu kegelapan, kejahilan itu kesesatan & manusia yg paling hina ialah orang yg menganiaya orang bawahannya