SAMPIT- Kebakaran di Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang,
Kabupaten Kotawaringin Timur, yang terjadi akhir pekan lalu diperkirakan
mencapai Rp 15 miliar. Berdasarkan data dari Kecamatan Baamang kemarin
(1/12), bangunan yang terbakar adalah 59 rumah, 18 barak, sembilan
ruko, dan lima warung. Terdapat 102 kepala keluarga atau 292 jiwa yang
terancam tidak memiliki tempat tinggal.
Kerugian akibat kebakaran di RT 1, RT 2, dan RT 3 Kelurahan Baamang
Tengah, ini diprediksikan lebih besar dibanding kebakaran besar di
Baamang Hilir pada 28 November 2012 silam. Sebab, banyak ruko maupun
bangunan rumah permanen yang luluk lantak dalam kejadian kemarin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim Sanggul Lumban Gaol
memprediksi kerugian mencapai Rp 15 miliar karena sebagian besar rumah
di kawasan itu merupakan bangunan permanen. Selain itu, banyak warga
yang tidak sempat menyelamatkan harta bendanya, baik itu peralatan rumah
tangga, kendaraan, dan barang dagangan di toko.
Lebih lanjutSanggol mengatakan, Pemkab Kotim telah menetapkan masa
tanggap darurat selama 12 hari. “Kita sudah canangkan tanggap darurat
sesuai dengan surat keputusan (SK) bupati sampai 12 hari ke depan. Nanti
akan kita lihat situasi dan kondisi, kalau kondisinya membutuhkan akan
kita perpanjang,” ungkapnya saat ditemui di lokasi kebakaran, kemarin
(1/12).
Pemerintah daerah juga telah mendirikan dapur umum di sekitar lokasi
kebakaran, yaitu di Jalan Baamang I depan Hotel Asoka. Posko bantuan
juga didirikan tidak jauh dari dapur umum.
Ditambahkan Sanggol, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim telah
melakukan rapat di Kantor Kecamatan Baamang. Hasilnya, ketua RT diminta
untuk melakukan validasi dan mendata surat-surat penting yang hilang
untuk dilaporkan ke Polsek Baamang. “Nanti akan kita bantu untuk
pembuatan surat tersebut. Seperti kartu tanda penduduk (KTP) yang
terbakar, warga bisa laporkan ke ketua RT kemudian lapor ke kecamatan,”
ujarnya.
Saat ini, korban membutuhkan pasokan makanan. Oleh karena itu,
Sanggol minta agar stok beras di gudang sekitar lima ton segera
diturunkan hari ini.
Pascakebakaran, lokasi kebakaran gelap gulita saat malam hari.
Selain itu, pasokan air dari PDAM Dharma Tirta juga belum mengalir. Oleh
karena itu, Badan Penanggulangan Bencana berupaya berkoordinasi dengan
pihak terkait untuk memenuhi kebutuhan listrik dan air.
“Listrik sudah diperbaiki sedangkan untuk air kita usahakan hari ini
sudah bisa. Kemungkinan besok sudah bisa semua, kalau untuk kebutuhan
air minum kita langsung suplai,” tandasnya kemarin.
Terpisah, Ketua RT 2 Kelurahan Baamang Hilir Kecamatan Baamang M
Nasih mengungkapkan, sebagian besar korban kebakaran yang berada di
wilayahnya banyak yang mengungsi di rumah sanak saudaranya. Sedangkan
bantuan sendiri belum didapatkan karena menunggu pendataan.
“Sore ini mungkin baru diserahkan, ini kami disuruh untuk mencari
gerobak dulu. Sedangkan untuk makanan ada yang mengambil di dapur umum
atau numpang di tempat keluarga terlebih dahulu,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Radar Sampit, sebagian warga sudah mulai
menempati tenda-tenda yang disediakan pemerintah daerah. Sehari
sebelumnya, warga masih enggan menempati tenda penampungan dan lebih
memilih mengungsi di tempat kerabatnya.
"Kemarin kita nginap di tempat keluarga dulu karena areal kebakaran
masih penuh asap,” kata Ahmad, Ahmad (61) warga Gang Remako Jalan
Baamang 1.
Sehari pascakebakaran, dia lebih memilih untuk tinggal di penampungan
daripada menumpang di tempat warga lain. “Tidak enak numpang di tempat
orang lain, mendingan sama-sama dengan tetangga yang jadi korban
kebakaran," ungkapnya.
Jubaidah, ketua dapur umum, menyatakan bantuan terus berdatangan dari
banyak pihak. Untuk menjaga asupan makanan warga yang tertimpa musibah,
pihaknya akan menjamin kebutuhan gizi warga dengan menyediakan makanan
tiga kali sehari.
Polisi Olah TKP
Jainal, salah satu warga Baamang mengatakan, awal kejadian munculnya
api memang dari warung Acil Aluh, istri dari Amang Muin, yang saat itu
sedang memasak. Diduga pemilik kelupaan, sehingga kompor dengan bahan
bakar minyak tanah meledak. Api membakar warungnya dan kemudian menjalar
ke rumah lainnya.
Untuk memastikan penyebab kebakaran, jajaran kepolisian kemarin
(1/12) juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). “Saat ini kita
masih melakukan penyedilan dan sudah dilakukan olah TKP dari tim
identifikasi Polres Kotim, untuk mengetahui asal usul api tersebut,”
kata Kapolres Kotim AKBP Himawan Bayu Aji saat meninjau lokasi kebakaran
didampingi beberapa perwira Polres Kotim.
Menurutnya, api diduga berasal dari rumah pasangan Muin dan Galuh.
Berbagai kemungkinan penyebab api bisa saja terjadi. Misalnya akibat
kompor, konsleting listrik, atau ada hal-hal lain yang menjadi penyabab
kebakaran. Semuanya akan segera diketahui setelah para saksi diperiska
untuk memastikan penyebab kebakaran itu.
Apakah akan ada yang ditetapkan sebagai tersangka? Himawan tidak mau
berandai-andai. ”Akan kita selidiki dulu, apakah ada unsur kesengajaan
atau bagaimana,” tukasnya.
Saat ini pihakanya masih akan mengerahkan personelnya untuk lakukan
pengamanan di lokasi kebakaran untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak
diiinginkan. “Kita akan berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah,
Kecamatan, Kodim, Koramil dan Polsek setempat untuk terus lakukan
pengaman di lokasi kebakaran ini,” pungkasnya. (oes/tha/co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar