A.
LATAR BELAKANG
Kelapa Sawit ( Elaeis
guineensis Jacq ) dewasa ini
merupakan salah satu tanaman industri yang sangat penting. Minyak kelapa sawit
merupakan salah satu bahan baku bagi industri margarin, minyak goreng, sabun
dan industri lainnya. Tanaman ini juga merupakan tanaman penghasil minyak
nabati tertinggi per satuan luas lahan dibandingkan tanaman penghasil minyak
lainnya, seperti kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, dan bunga matahari,
sehingga dalam pembudidayannya harus dilakukan dengan sangat intensif agar
mencapai kualitas dan kuantitas buah yang maksimal untuk menghasilkan minyak
yang bermutu.
Untuk dapat menghasilkan kualitas dan kuntitas minyak
kelapa sawit yang bermutu harus dilakukan beberapa usaha salah satu diantaranya
yaitu dengan menanam varietas unggul. Namun varietas unggul biasanya rakus akan
unsur hara, jika varietas unggul digunakan secara berkeseimbangan maka akan
terjadi pengurasan unsur hara yang ada didalam tanah, sehingga unsur hara
menjadi berkurang. Kondisi ini dapat dicegah atau diperbaiki dengan menambahkan
unsur hara ke dalam tanah dengan melaksanakan pemupukan. Kekurangan atau
defisiensi unsur hara dapat diketahui dari gejala-gejala yang tampak pada
tanaman. Defisiensi unsur hara dapat menurunkan produktivitas tanaman bahkan
bisa menyebabkan kematian tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman harus
memperhatikan beberapa hal diantaranya waktu pemberian pupuk, dosis pupuk cara
pemberian pupuk dan penempatan pupuk yang benar. Ada 16 unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya, tiga
diantaranya disarap melalui udara yaitu Karbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen
(H) dan 13 unsur hara yang lainya diserap tanaman melalui tanah yaitu Netrogen
(N), Phospor (P), Kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Besi
(Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), dan
Khrol (Cl). Ketiga belas unsur hara mineral tersebut disebut unsur hara. Ketiga
belas unsur hara tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari unsur N, P, K, Ca,
Mg, dan S. Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari unsur Zn, Fe, Cu, B, Mn, Mo,
dan Cl.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang harus terpenuhi
atau dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Unsur hara mikro adalah unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanamana dalam jumlah yang sedikit namun sangat
berpengaruh terhadap tanaman.
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman agar dapat
menghasilkan buah sawit yang berkualitas dan produksi yang optimal harus
dilakukan penambahan unsur hara pada tanah agar cukup tersedia bagi tanaman
dengan melakukan pemupukan. Adapun jenis pupuk yangt sering digunakan adalah
Rock Phospate, Muriate Of Potash (MOP), Urea, dan kieserite serta Borate.
Bila terjadi kekurangan salah satu unsur hara atau lebih
maka akan menimbulkan gejala-gejala yang tampak atau langsung dapat di lihat.
Dengan demikian akan menjadi lebih mudah untuk menentukan bahwa tanaman
tersebut mengalami defisiensi unsur hara tertentu.
Gejala defisiensi unsur Nitrogen terlihat dari warna daun
yang berwarna kekuning-kuningan terutama pada daun tua, helaian daun menjadi
pendek dan keras dan biasanya tanaman yang mengalami defisiensi unsur Nitrogen
akan mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tanaman tersebut terlihat kerdil.
Defisiensi unsur Phospor ( P ) dapat diketahui dari
gejala-gejala yang ditimbulkan berupa warna daun yang terlihat hijau tua dengan
permukaan mengkilap dan pada umumnya daun berbentuk pendek. Biasanya tanaman
yang mengalami defisiensi unsur phospor akan lambat berproduksi atau
menghasilkan buah yang kecil.
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara Kalium ( K
) dapat dilihat dari gejala-gejala seperti daun dengan bercak-bercak
kuning hingga menjadi merah kecoklatan. Daun tua akan berkerut dan menggulung.
B.
PERMASALAHAN
Walaupun pengawasan telah di lakukan secara ketat namun
penyimpangan atau kesalahan pada pelaksanaan pekerjaan masih sering terjadi
baik kesalahan teknis maupun kesalahan manajerial, kesalahan teknis misalnya
pupuk menggumpal dan adanya tanaman yang tidak terpupuk sedangkan kesalahan
manajerial yang sering terjadi dalam pelaksanaan pemupukan adalah kelelaian
tenaga pengawasan dalam mengawasi pekerjaan, pemupukan pada areal yang
tergenang air, penempatan pelangsiran pupuk yang kurang merata dan kesalahan
penaburan pupuk pada tapak kuda. Jalan dengan kondisi yang dapat dilalui setiap
saat merupakan hal yang sangat penting pada perkebunan kelapa sawit. Jalan dan
kanal akan digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan,seperti pupuk, karyawan,
bibit, hasil dan untuk memudahkan pengawas. Karena luasnya cakupan permasalahan
umum dalam pemupukan kelapa sawit , pada kesempatan ini penulis hanya membahas
tentang teknik pemupukan kelapa sawit yang benar.
C.
PEMBAHASAN
Teknik pemupukan kelapasawit
menghasilkan dimulai dari :
1.
Identifikasi Gejala Defisiensi Unsur
Hara
Defisiensi unsur
hara adalah gejala kekurangan unsur hara yang di perlihatkan oleh tanaman
sebagai akibat kekurangan salah satu unsur hara atau lebih, baik unsur hara
makro maupun unsur hara mikro. Yang termasuk dalam kategori unsur hara makro adalah
Netrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Magnisium (Mg), Sulfur (S), dan Calsium
(Ca), sedangkan unsur hara mikro adalah Boron (B), Clorida(Cl) Mangan (Mn),
Besi (Fe), Seng (Zn), dan Tembaga (Cu).
Dari hasil
pengamatan dan penelusuran literatur terdapat sebagian tanaman yang mengalami
defisiensi unsur hara, misalnya defisiensi unsur Nitrogen (N), Phospor (P), dan
Kalium (K), serta Boron (B). Hal ini dapat di ketahui dari gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh tanaman.
Gejala
defisiensi unsur Nitrogen (N), terlihat dari warna daun yang berwarna kuning
terutama pada daun tua, dapat juaga dari bentuk helaian daun yang menjadi
pendek dan keras, biasannya tanaman yang menderita defisiensi unsur nitrogen
akan mengalami penghambatan pertumbuhan sehingga tanaman terlihat kerdil.
Defisiensi
unsur Phospor (P) dapat terlihat dari gejala yang timbul berupa warna daun yang
terlihat hijau tua, permukaan daun mengkilap dan pada umumny daun berbentuk
pendek, selain itu daun dan batang tanaman mengecil dan berwarna merah keunguan
dan akan menjadi kuning biasanya tanaman yang mengalami defisiensi Phospor akan
lambat berpproduksi, menghasilkan buah kecil dan cepat masak.
Gejala
defisiensi unsur Kalium (K) dapat terlihat gejala seperti daun dan dahan menimbulkan
bercak kuning hingga menjadi merah kecoklatan, dan selain itu daun tua akan
terlihat bekerut dan tergulung sehingga proses fotosintesis terganggu karena
Kalium lebih banyak berpungsi pada aktivitas fisiologis tanaman seperti
fotosintesis dan transpirasi.
Defisiensi
unsur Boron (B) dapat diketahui dari gejala yang terlihat pada tanaman. Tanaman
yang mengalami defisiensi unsur Boron pertumbuhannya akan terlambat. Daun
yang baru muncul bentuknya kerdil dan berkerut, kuncup daun muda sulit membuka
dan mudah layu.
2.
Analisis kekurangan unsur hara tanaman
dengan mengunakan metode
a)
Analisis
Tanah
Analisis tanah
yaitu pengambilan sampel tanah untuk mengatahui kandungan unsur hara di
dalam tanah.
Cara
pengambilan sampel tanah sangat menentukan keakuratan hasil analisis, syarat
sampel tanah yang diambil adalah berat tanah 0,5 kg dapat mewakili sebidang
tanah dengan luas tertentu atau setidaknya mendekati seluruh daerah penanaman.
Beberapa hal yang harus di
perhatikan dalam pengambilan sampel tanah adalah sebagai berikut:
1. Titik lokasi
pengambilan sampel tanah harus menyebar ke daerah seluruh tanaman.
2. Sampel tanah di
ambil dengan kedalaman 20-30 cm.
3. Sampel tanah
yang di ambil harus di bersihkan dari akar, sampah, daun, dan pelapah.
Setelah tanah
diambil, di kumpulkan dalam suatu tempat lalu di aduk-aduk sampai merata. Dari
gabungan sampel tanah ini di ambil 500 gram di bungkus dengan kemasan kedap air
untuk dikirim ke laboratarium. Setiap kemasan sampel tanah di beri label yang
menamakan lokasi pengambilan sampel tanah.
Analisis tanah
ini di lakukan oleh tim verifikasi secara rutin dengan selang waktu satu tahun
sekali untuk menentukan dosis yang akan di aplikasikan pada tahun mendatang
ditambah dengan data pemupukan sebelumnya.
b)
Analisis
Daun
Daun merupakan pusat proses fotosintesis sehingga
dapat digunakan sebagai indikator tinggi rendahnya kadar hara pada tanaman dan
dapat dikorelasikan dengan status hara dalam tanah. Tingkat kritis (critical
level) unsur – unsur hara dalam analisis daun ( berdasarkan berat kering daun )
adalah N sebesar 2,70%, P sebesar 0,15%, K sebesar 1,00%, Ca sebesar
0,60%, dan Mg sebesar 0,24%. Jika hasil analisis kurang dari level tersebut,
maka tanaman harus dipupuk. Semakin jauh kurangnya, semakin tinggi dosis pupuk
yang harus di tambahkan.
Sebelum
merekomendasikan jenis dan dosis pupuk maka rekomendator terlebih dahulu
melakukan pengambilan contoh daun. Adapun cara pengambilan contoh daun yaitu :
1. Mencari arah
barisan pohon dan mengamati keadaan pohon, terutama apakah syarat-syarat contoh
dapat dipenuhi, syarat tersebut antara lain :
a) Pertumbuhan
tanaman normal tidak terserang hama penyakit.
b) Bukan tanaman
sisipan.
c) Tanaman tidak
berdekatan dengan jalan
Jika terdapat
kasalahan/penyimpangan dari syarat pohon contoh, maka pohon contoh diganti
dengan pohon yang didepan atau pohon yang disampingnya.
2. Menentukan
pelepah ke 17
Pelepah ke 17
bisa terletak sebelah kiri atau kanan ( tergantung arah spiral ) secara proyeksi
membentuk sudut 135 derajat dari pelepah kesembilan.
3. Pemotongan
pelepah
Pelepah
dipotong dengan jarak 1 meter dari pangkal pelepah (duri terakhir).
4. Pengambilan
daun
Daun yang
diambil adalah daun yang berada disekitar benjolan atau helaian daun tengah.
Helaian daun tersebut dibersihkan dari segala kotoran, kemudian diambil bagian
tengah nya dengan membuang 1/3 bagian ujung dan pangkal daun, Kemudian daun
yang diambil dimasukkan kedalam kantong plastik karung. Data inilah yang
digunakan rekomendator untuk menganalisa kebutuhan pupuk oleh tanaman.
3.
Penguntilan Pupuk
Penguntilan
pupuk adalah suatu kegiatan pembagian pupuk dari karung besar ke karung yang
lebih kecil untuk memudahkan para karyawan pupuk dalam melaksanakan 4 T dalam
pekerjaannya yaitu :
1. Tepat Pilih
2. Tepat Dosis
3. Tepat Waktu
4. Tepat Tabur
Cara
penguntilannya adalah setiap 1 karung pupuk seberat 50 Kg di bagi menjadi 3 bagian
atau sering disebut dengan untilan. Masing-masing untilan berbobot 16,6 kg dan
Pembagian menggunakan takaran atau timbangan.
Contoh
penghitungan dalam penguntilan (
pembagian pupuk ) :
Afdeling
: 15 Blok : G 12 ( Tahun Tanam 2005 = 30 Ha = 4080 pkk )
Pupuk
Urea : 4100 Kg = 82 zak
Dosis
: 1 Kg/pokok
Berat untilan : 14 Kg atau 16 Kg di tentukan atas
dasar bahwa Kg/until adalah 14 Kg ( 14 x
1 Kg ) atau 16,6 Kg ( 16,6 x 1 Kg )
Kg/Until
: 16,6 Kg, Menggunakan takaran @ 8,3 Kg, sehingga 1 Until = 2 Takaran Atau
Takaran @ 16,6 Kg per Until
Jumlah
Untilan = 4100 Kg/16,6Kg = 246,9 = 247 Until
Maka
jumlah untilan pupuk yang dibutuhkan oleh blok G12 adalah = 247 Until
4.
Rekomendasi Pemupukan
Rekomendasi
pemupukan adalah dosis pupuk yang akan diaplikasikan pada tanaman berdasarkan
hasil analisa daun, analisa tanah dan hasil percobaan pemupukan. Rekomendasi Pemupukan di PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 2
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Rekomendasi dan Kebutuhan Pemupukan Tahun 2013
No
|
Nama pupuk
|
Rotasi I
Dosis ( Kg /
pokok)
|
Rotasi II
Dosis ( Kg /
pokok)
|
Jumlah ( Kg )
|
1
|
Urea
|
1
|
1,2
|
2,2
|
2
|
MOP
|
1,25
|
1,27
|
2,25
|
3
|
Borate
|
0,7
|
-
|
0,7
|
4
|
Abu Janjang
|
2,50
|
-
|
2,50
|
Sumber.RKB ( Rencana Kerja Bulanan )
afd 15
a) Urea (Nitrogen
46%)
Mudah menguap
dan tercuci sehingga dalam aplikasi urea perlu diperhatikan :
·
Piringan bersih.
·
Ditabur merata didalam piringan jarak
0,5 meter dari pangkal pohon.
·
Pastikan pupuk yang menggumpal di
pecahkan.
·
Hindari pemupukan urea pada pokok
terkena Crown Diseases.
b) MOP ( Muriate
Of Potash )
·
Dapat
larut dalam air dan bereaksi cept (Water Soluble And Quick Acting ).
·
Meningkatkan
produksi baik kwantitas maupun kualitas.
·
Ditabur
merata dipiringan pokok.
c) Borate (High Grade Fertilizer
Borate-HGFB )
·
Aplikasi dilakukan secara rutin pada
pokok mature.
·
pupuk yang menggumpal perlu dipecahkan
terlebih dahulu.
·
dapat
larut dalam air (Water Soluble).
d) Pupuk Abu Janjang.
·
Abu
janjang bersifaf basah (PH.11-12) dan sangat higroskopis/mudah menyerap uap air
dari udara.
·
Menyebakan
iritasi tangan dan disarankan memakaisarung tangan untuk menghidari iritasi
pada saat aplikasi pemupukan.
·
Dapat sebagai pengati pupuk mop.
·
Penggunan yang salah dapat menyebakan
akar pohon terbakar,jarak diajurkan dari pokok 2-2.5 meter dari pangkal pohon.
·
3 kg mop=6 kg abu janjang, 1 ton tbs
menghasilkan 5 kg abu janjang.
·
Abu janjang yang baik memiliki kadungan
K²O lebih dari 30% dengan kadungan air kurang dari 8%.
·
Dosis digunakan mengikuti rekomendasi
agronomi.
·
Pemberian abu janajng dengan pupuk urea
(N) harus diselang 1 bulan.
5.
Perhitungan Jumlah Pupuk dan
Pekerja
Perhitungan
jumlah kebutuhan pupuk dan tenaga kerja dimulai dari perhitungan luasan areal dan
populasi tanaman. Dari perhitungan jumlah kebutuhan pupuk dengan mengalikan
dosis pupuk pertanaman bila telah diketahui jumlah kebutuhan pupuk secara
keseluruhan maka mandor rawat yang mengawasi kegiatan tersebut akan membuat
sebuah slip permintan barang yang diajukan kepada kerani dan setelah di setujui
oleh asesten dan kepala kebun.
Untuk
menentukan tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pemupukan mandor dapat
menentukan ketentuan norma kerja yang telah ditentukan yaitu 2 Ha/HK kegiatan
pemupukan biasanya dilaksanakan oleh tenaga kerja harian lepas dengan sistim
target.
6.
Pelangsiran Pupuk ke Lokasi
Setelah slip
permintaan barang diterima oleh kepala gudang, maka pupuk yang di minta bisa
dikeluarkan sesuai dengan keperluan, pupuk dibawa kelokasi kerja dengan
menggunakan alat angkut seperti Dump Truck dan Kioti. Di dampingi seorang
mandor perawatan untuk menunjukan lokasi pemupukan. Pupuk di tempatkan di tepi
jalan atau tepi kanal sebanyak dua karung setiap pasar pikul. Pelangsiran pupuk
dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat pupuk yang biasanya berjumlah 2-3
orang.
7.
Teknis Pemupukan
Pupuk harus
tersedia pada yang telah ditentukan. Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan
kegiatan pemupukan adalah waktu musim penghujan tetapi tidak tergenang air dan
demikian pupuk yang telah di tabur dapat segera larut dalam air sehingga lebih
cepat di serap oleh akar tanaman.
Dalam
pengaplikasian pemupukan di lapangan ada 4 kriteria pemupukan yang harus di
pahami, yaitu yang bisa disebut dengan istilah 4 T (4 tepat).
a)
Tepat Dosis
Pemupukan di
Tanaman Menghasilkan (TM) dosis nya berdasarkan ketentuan dalam rekomendasi
pemupukan oleh belai penelitian dengan konsep keaeimbangan unsur hara. Pupuk
yang digunakan di PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 2 berdasarkan rekomendasi
tahun 2013 adalah pupuk Rock Phospate (PR) Muriate of photash (Mop), Urea
Cupper (Cu) dan Borate.
Pupuk yang
telah dilangsir akan dimasukan kedalam ember pelastik yang berukuran 15 kg oleh
tiap-tiap pekerja, setelah itu barulah pemupu masuk keareal pemupukan dengan
cara mengendong ember yang telah di isi pupuk kemudian di taburkan pada
piringan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan mangkok dan ayakan secara
merata, sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Pupuk
ditaburkan di piringan tanaman kelapa sawit dengan jarak 1,5 m- 2 m dari batang
tanaman kelapa sawit dengan frekuensi pemupukan dua kali setahun pada awal
musim penghujan dan pada masa akhir musim penghujan.
Setelah dilakukan penaburan pupuk,
karung bekas pupuk dikumpulkan oleh masing-masing pemupuk untuk diserahkan
kepada mandor sebagai bukti bahwa melakukan kegiatan pemupukan dan juga
merupakan ukuran upah pemupuk.
b)
Tepat
Waktu
Waktu dan frekuensi pemberian pupuk
dipengaruhi oleh sifat tanah, curah hujan, pengadaan pupuk, jenis pupuk dan
umur tanam. Program kerja pembuatan rekomendasi biasanya diatur oleh Balai
Pusat Penelitian sebagai berikut:
·
Pengambilan
contoh daun : April – Mei
·
Analisis
di laboratium : Mei – Juni
·
Pengamatan lapangan : Juni – Juli
·
Penyusunan rekomendasi pemupukan :
Agustus – September
·
Pelaksana pemupukan
1. Aplikasi I : Oktober - Desember
2. Aplikasi II : Juni - Juli
c)
Tepat Jenis
Menentukan jenis
pupuk yang akan diberikan tergantung dari teknik pemupukan yang diterapkan dan
perhitungan ekonomisnya.
·
Aspek teknis : memperhitungkan sifat
tanah dan sifat fisik tanah.
·
Aspek ekonomis : memperhitungkan nilai
harga pasaran unsur dan kebutuhan per satuan luas.
Tabel 2.
Kebutuhan Jumlah Pupuk Tahun 2013 Afdeling 15
Bulan
|
Jenis Pupuk
|
Ton
|
Febuari/Maret,13
|
MOP
|
160,2
|
Urea
|
128,1
|
|
April, 13
|
Borate
|
89,6
|
Agust/September,13
|
MOP
|
162,7
|
Urea
|
153,8
|
|
Abu Janjang
|
320,3
|
Sumber. RKT (
Rencana Kerja Tahunan ) Walet 3 Estate
d)
Tepat Tebar
Daerah tebar
pupuk tergantung unsur pupuknya dan umur tanamnya pada tanaman menghasilkan,
daerah tebar pupuk ditentukan agar unsur hara yang diberikan dapat diserap
tanaman secara optimal. Daerah tebar untuk tanaman menghasilkan dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Daerah
tebar pupuk pada tanaman menghasilkan.
Umur
|
Jenis Pupuk
|
Daerah Tebar
|
3 – 8 tahun
> 8 tahun
|
Urea
MOP
Kieserite
RP
Urea
MOP
Kieserite
RP
|
50 cm – batas
piringan
1-2, 75 m
dari pangkal pokok
1-2, 75 m
dari pangkal pokok
1-2, 75 m
dari pangkal pokok
1-3 m dari
pangkal pokok
1-3 m dari
pangkal pokok
1-3 m dari
pangkal pokok
1-3 m dari
pangkal pokok
|
Tabel 3.
Sumber : Risza
Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit 1994.
8.
pengawasan pemupukan
Pemupukan
merupakan kegiatan yang rentan dengan kesalahan ekonomis merupakan kegiatan
perawatan tanaman yang banyak menggunakan biaya, oleh karena itu pengawasan
harus dilakukan untuk memperkecil tingkat kesalahan.
Pengawasan
pemupukan dilakukan oleh tiga orang mandor perawatan yang bekerja sama dengan
asesten, bila terdapat kesalahan mandor akan menegur tenaga kerja sedangkan
asesten memberikan pengarahan masukan kepada mandor. Namun perusahan masih
menurunkan tenaga khusus dari tim riset memonitor kegiatan pemupukan bila
terjadi kesalahan asesten dapat memberikan sangsi atau surat peringatan (SP).
Sanksi dalam
kegiatan pemupukan berupa surat peringatan (SP) kepada mandor, sedangkan
untuk para pekerja mandor berhak mengganti tenaga kerja yang melakukan
kesalahan di lapangan dan tidak membayar upah sepenuhnya.
9.
Pengumpulan Karung Until Pupuk
Pengumpulan
karung until pupuk bertujuan untuk mengatahui jumlah pupuk yang telah di
aplikasikan, jika jumlah karung until pupuk tidak sesuai dengan jumlah pupuk
yang di keluarkan dari gudang berarti ada kesalahan atau kehilangan pupuk.
Selain itu
jumlah karung until pupuk yang di kumpulkan oleh karyawan bagian pengumpul Karung
untilan pupuk yang telah di kumpulkan di simpan kembali ke di gudang, karung until
pupuk ini akan di gunakan untuk penguntilan pupuk berikutnya.
D.
KESIMPULAN
Dari uraian
pembahasan menganai pemupukan tanaman kelapa sawit dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pemupukan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah sawit,
sehingga harus dilakukan oleh petani, pengusaha atau perusahaan perkebunan
tanaman kelapa sawit.
2. Kegiatan harus
diawasi secara ketat oleh mandor rawat agar tidak terjadi
penyipangan-penyimpangan yang dilakukan oleh tenaga kerja pemupukan.
3. Kebutuhan unsur
hara harus di perhitungkan berdasarkan kebutuhan tanam melalui hasil analisis
daun dan analisis tanah tanpa menunggu timbulnya symtom atau gejala-gejala
kekurangan unsur hara.
4. Efisiensi dan
efektifitas pemupukan dapat dicapai dengan pelaksanaan pemupukan yang tepat
dengan usaha penentuan dosis pupuk, jenis pupuk, alat-alat yang
pendukungkegiatan pemupukan dan waktu pemupukan.
5. Biaya yang
sangat besar dalam kegiatan pemupukan harus di imbangi dengan hasil kerja sama
yang baik antara mandor dengan pekerja sehingga dapat menghasilkan keuntungan
secara ekonomis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar