HARAPAN ITU PASTI

Kamis, 16 Januari 2014

Pak Berang-Berang Tinggal Glanggang Colong Playu Episode 1

DIAMBIL DARI BUKU : KOTIM INSIGHT Santun Dan Inspiratif.
yang diterbitkan oleh : Patria Media Utama

Di tulis di blog oleh : Dendi Hamdi Ramadan

SAYANG sekali meski dari kejauhan sudah mulai muncul kesadaran demokrasi di negeri abrakadabra dalam bahaya, namun suara kerisauan itu belum menggema dimana-mana keprihatinan, kerisauan , keresahan dan ke khawatiran, masih menjadi milik segelintir orang yang sadar.

selebihnya, rakyat kebanyakan yang belum terlalu melek politik dan tercerdaskan secara komunikasi politik, masih menganggap Pak Berang-Berang sebagai wakil mereka, sebagai "Penymbang Lidah Aspirasi", sebagai " Rujukan" mengadukan masalah dan lain-lain.

ditambah lagi dengan tingkat kekonyolan , " Kedermawanan" politik yang canggih dan berbumbu opini kepedulian di mkoran-koran , lenggang langkah pak berang-berang semakin lempang. TAMPAKNYA , tak akan banyak ngarai terjal yang di tempuhnya,

makin hari, makin terpuruk menguat optimisme nya. senyumnya semakin diperlebar . kuantitas berbagi-bagi amalnya, diperluas . pokoknya , di mana daerah yang ia rasa belum mendapatkan konsisten cukup, timnya bergerak gesit , kalau perlu menampakan kesalehan dengan mampir ke shalat di mushalla warga, padahal di rumahnya sajadah dan Qrannya saja berdebu tak tersentuh..

ada preman yang sakit mata karena iritasi ringan saja lantaran bergadang dua malam sebelumnya , maka dokter spesialis mata yang jadi kenalannya pun di telepoin dan dipesan berkali-kali agar diperhatikan sakitnya dengan cermat, sampai sang dokter pun merasa jengkel..

wah, pendeknya jadi manusia super peduli , sangat perhatian . Dan timnya waduh... menjadi pribadi yang tak tercela. Aroma pemblantikannya tidak nampak kasat mata , mak comblang politik nya tertutupi dengan kesan manis empati sesaat.

Benar-benar sebuah penampilan yang sempurna, peduli, mau berbagi, ber-empati solider , rendah hati dan mau mengalah, menenggelamkan ego besarnya yang menggondok sebesar dacing di lubuk hati . Wah..wah sebuah sandiwara yang mengesankan rakyat.

Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar